Selasa, 25 Juni 2019

Kita yang Berbeda

Waktu yang sudah berlalu memang menjadi sesal saat ini.
Mengisahkan Kita bertujuan namun Tak sampai.

Dimulai dari saling berjanji, saling mencintai, saling memiliki hingga kini saling tuding.

Permulaan indah yang berakhir pilu Dan berhasil membuatku membeku.
Tertegun malu.
Tertunduk menyesal.
Merangkak pilu.

Tudingan karena rasa Tak percaya, hingga Luka yang Tak terobati hingga kini.
Menjadi bangkai yang membusuk dalam hati.

Tak terlupa dengan ku sejak awal janji yang menguatkanku hingga aku percaya bahwa dunia ini milik Kita.

Kuajak kau menghias malam, bercengkrama dengan senja Dan mengukir senyum disetiap pagi. Tak jarang Pula, mengitari dunia, berbagi cerita hingga saling berbagi kasih sayang.

Sirna.

Siapa salah, siapa benar sudah Tak patut kita pertanyakan.
Semua sudah terjadi, aku belajar merelakan.
Merelakan keterpurukan ku.
Merelakan sesalku.
Merelakanmu jauh dari sisi agar kau dapat yang lebih sempurna.

Mimpimu berbeda dengan mimpiku.
Jalanmu berbeda dengan jalanku.
Caramu berbeda dengan caraku.
Tak Ada yang Sia Sia,
Kita sudah sama sama berjuang.
Tapi sampai disinilah aku Dan kamu.
Yang memang tidak menjadi kita yang satu.
Karena aku buka pilihanmu yang sebenarnya.

Selasa, 19 Februari 2019

Dua Tiga Empat Enam - Terimakasih

Malam gemerlap penuh bintang Dan lengkap dengan sinaran bulan. Sebatang asa yang sedikit Demi sedikit terkikis terbawa angin rasa.

Hilang sudah sebagian itu,
Bersama air mata kerinduan.
Kalut ku meluap hingga melembabkan Tanah,
Lalu mengering meresap tanah.

Malam gemerlap ku datangi persinggahan itu.
Segenggam kesedihan ku tabur ke tanah subur.

Hilang sudah sebagian lagi,
Bersama sesal yang Tak terobati.
Bintang semula hadir,
Kini meredupkan mimpiku.

"Aku diatas penderitaanmu, ku ikat ekormu erat-erat hai kera Tak berbulu !. Kau makan saja kulit pisang itu !."

Malam, hilang, dusta & penghianatan bintang.
Ceritakan saja semua kepada semesta.
Hujani dengan cahaya semu.

Ini ceritamu, kau gores sesukamu.
Ingat Saat nanti, waktu lebih tajam menusuk batang lehermu hingga menembus kerongkongan mu.
Tak Ada lagi kebohongan Dan kesombonganmu.

Itu !, Baru keadilan.