Kamis, 13 Desember 2018

Senja Buta

Ku Cari lagi di dalam usangnya lemari ku.
Bertumpuk berkas - berkas administrasi yang Tak kurapikan.

Ku usap lagi tutupnya. Lalu KU buka, Dan aku melihat kesah ku.
Pelarian terbaik di senja ini setelah aku membuangnya walau Tak jauh.

Setahun, waktu yang cukup aku berkelana.
Belajar mendewasakan diri, berkomitmen dengan waktu untuk menemani senja tanpa keluh kesah Dan tidak membuatnya menjadi kelam.

Masih di sisi yang sama,
Aku kembali menuangkan kegusaran ini.
Ku hentakkan jari jari ini sebagai gambaran senja itu.

Indah, namun buta bagiku.
Aku menantinya, selalu.
Disepulangnya aku dari aktifitasku.
Menembus debu jalanan dengan penuh suka kebahagiaan.
"Akulah yang selalu Ada untukmu Dan akulah orang yang Akan membahagiakanmu" kubawakan jus kesukaannya, namun ditumpahkannya.

Entah, singkat cerita aku kehabisan Cara untuk meraih senja ini.
Aku juga ingin diperlakukan sebagaimana para  pencinta memperlakukan cintanya.

Lelah, ku berharap. Namun adzan maghrib menguatkan. Memanggil, berbisik lirih, "kembalilah kepada tuhanmu, esok Kan kau dapati senja yang baru".

Aku kembali kepada tuhan bukan untuk yang baru.
Aku Akan kembali menepati janjiku.
Aku juga akan bertahan hingga senja benar benar sudah tiada.