Senin, 06 Maret 2017

Dua tiga Nol Enam

Tubuh yang berselimut lelah.
Terbaring menghampar diatas kerinduan.
Otak dan hati yang terus mempertentangkan rasa dan arah.
Jemari ku genggam erat sebuah harapan.

Tatapan sayu yang masih menerawang.
Bait bait kehidupan
Rasa yang selalu terbayang.
Yang terbawa hanyut dalam sebuah tulisan.

Khalil Ghibran (cinta)
"Pabila cinta menggamitmu,
Ikutlah ia walau jalan-jalannya sukar dan curam.
Pabila ia mengepakkan sayap-sayapnya,
Engkau Serahkanlah dirimu kepadanya.
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu."

Bibir bergumam kaku membacanya.
Menyadarkan mimpi usang.
Mendobrak akal yang tidak sehat.
Ibarat bom waktu yang terus meneror ruang kehidupan.

Sayang disayang rasa takut berkilauan.
Semakin terang jalan kehancuran.
Semakin gelap kabut harapan.
Menghamba hati dengan keadaan.

Diri yang semakin memuakkan.
Pengecut!
Rentan!
Keras kepala!
Membuntu jalan sendiri.
Menyombongkan kebinasaan diri.

Kucing kucing kampung terdengar meraung.
Memecah hening malam.
Entah apa yang terlintas.
Dengan lelah dan kerinduan yang gila ini.

Inspired by khalil Ghibran (cinta)

Kamis, 02 Maret 2017

Waktu

Yang merubah, mencetak lembaran-lembaran kisah tanpa batas hingga kematian.
Berputar terus tanpa henti dan ntah kapan akan berhenti.
Membawa aku jauh dan terus jauh. Ntah kemana hingga aku sampai disini.
Penuh dusta yang menghitam dan rapuh terbakar kejujuran yang pedih.
Kejujuran yang terus menerus menggeliat dan mencekik leher.
Terus berontak agar dilontarkan.

Waktulah yang membuat semua tertahan. Dan membujukku kelak akan perlahan memuntahkan semua.
Untuk saat ini biarlah begini dengan serpihan hati yang tak pandai lagi kurangkai. Yang tak ku tau kemana pasangan dari pecahannya.
Biar terinjak dan semakin halus. Hingga angin menyapu.

Bergeser selangkah dari tempat terakhirku.
Sama saja, waktu memang sedang membawaku ketempat yang benar-benar baru ku jejaki.
Di sisi ini, aku merasakan aku bagai diawang - awang.
Dimana jantungku yang selalu berdegup kencang dan mencekam menakutkan.
Aku bisa saja terhempas jauh kebawah.
Dan yang kurasa tak mungkin, aku bisa terus keatas.
Karna semakin aku berusaha menggerakkan badan ini keatas.
Aku semakin merasa akan terhempas.

Entahlah, terimakasih waktu.
Tapi aku menikmati perjalananmu.
Wahana kehidupan yang membuat ku bisa merasakan semua.
Yang pasti biarkan dulu aku disini.
Bersama apa yang sedang ku perjuangan.
Biarlah kau (waktu) menghempasku. Jika aku tidak mau meninggalkan ini.